Jumat, 22 Maret 2013

Mengapa Setneg Bisa Terbakar?

ANDIKABAR.BLOGSPOT.COM - Terbakarnya Kantor Sekretariat Negara (Setneg), Kamis, 21 Maret kemarin membuat publik bertanya-tanya. Pasalnya, peristiwa itu terjadi jelang isu penggulingan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Mantan Sekretaris Militer era Presiden Megawati Soekarnoputeri, TB Hasanuddin heran dengan keteledoran pihak Setneg. Sebab, gedung tersebut juga tidak terlalu lama direhabilitasi. Di samping ada petugas yang siaga selama 24, namun ada pula dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran yang cukup canggih. Lantas, kenapa peristiwa itu masih luput dari pantauan.

“Istana/Setneg terbakar? Wah kok bisa, semua orang pasti bertanya. Lalu bagaimana manajemen pemeliharaan dan kesiapan kompleks Istana kita? Gedung itu sebenarnya termasuk baru direhab, kecuali bangunan dasarnya. Seharusnya saluran-saluran listriknya juga relatif baru,” kata Hasanuddin, Jumat (22/3/2013).

“Kemudian di samping gedung ada pos pengawal, di bagian bawah ada petugas jaga Unit Keamanan Dalam (UKD), Semuanya siaga 1x24 jam. Ditiap sudut gedung itu ada alat pemadam kebebakan 10 sampai dengan 50 kg portable. Kemudian 50 meter dari gedung itu ada kendaraan pemadam kebakaran, posko pengawal dan posko UKD semuanya siaga 1x24 jam,” lanjut pria yang pernah menjadi ajudan Mantan Presiden BJ Habibie ini.

Herannya lagi, kata dia, kebakaran terjadi ketika jam kerja. “Lalu banyak pertanyaan misterius: kemana itu para pengawal ? Para petugas UKD? Para pegawai yang belum waktunya pulang? Lalu masìh terisi kah tabung-tabung pemadam kebakaran, padahal setiap tahun dianggarkan? Kemana itu kendaraan pemadam kebakaran, jangan-jangan operatornya tidak ada?” kata politikus PDI Perjuangan itu.

Semuanya kata dia, menunjukan lemah dan ringkihnya manajemen pengawasan dilingkungan Istana Negara. “Lha kalau ditempat kerja saja kita lalai, istana sebagai tempat presiden bekerja saja bisa terbakar, lalu bagaimana di tempat-tempat lain, seperti: kementrian, lembaga, gubernur, kantor bupati dan instansi-instansi pemerintah lainnya?,” pungkas mantan Danbrigif Pengamanan Ibu Kota era Presiden Abdurrahman Wahid. (andikasuaka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar