Minggu, 24 Maret 2013

DPRD Temukan Penyimpangan Tunjangan, Pak Gurunya Memakai Anting-anting

ANDIKABAR.BLOGSPOT.COM - Aksi foya-foya menggunakan dana tunjangan sertifikasi masih saja terjadi di Negri ini. Seperti yang ditemukan anggota DPRD Banjar.

Anggota Komisi IV H Djamhari mengaku pernah melihat seorang pria guru yang mengenakan anting-anting emas. Juga sering melihat perempuan guru yang rambutnya dicat warna-warni. Gaya hidup mereka pun ‘gaul’.

“Saya sangat miris melihatnya. Seorang guru kok seperti itu.  Jangan mentang-mentang dapat sertifikasi, terus bisa bergaya,” kata Djamhari yang dulunya kepala sekolah ini di Martapura, kemarin.

Dia mengungkapkan, dia bertemu para guru ‘gaul’ itu saat melakukan kunjungan kerja di Aluhaluh dan Sungaibatang, Martapura Barat.

Ketua Komisi IV DPRD, H Gusti Abdurrahman tidak menampik perubahan perilaku guru, terkait tunjangan sertifikasi yang diperolehnya.

“Sering kami temui yang seperti itu. Banyak dari mereka taraf hidupnya mulai naik. Tapi apakah itu diimbangi dengan mutu pengajaran mereka? Itu yang jadi pertanyaan,” tegasnya.

Meski tidak secara tegas menyalahkan penyimpangan penggunaan tunjangan sertifikasi itu, pria yang biasa disapa Antung Aman itu mengatakan program sertifikasi ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas pengajar. Bukan malah untuk memenuhi keperluan pribadi, seperti penampilan fisik.

“Harusnya tunjangan itu untuk membeli laptop atau sesuatu yang bisa membekali dan menambah ilmunya. Bukan malah pamer kemapanan,” tegas dia.

Pengakuan menggunakan tunjangan sertifikasi untuk keperluan pribadi diungkapkan seorang guru berstatus PNS di SMPN di Aluh-aluh. Guru berjenis kelamin pria itu kerap menggunakan dana tunjangan sertifikasi untuk keperluan konsumtif dan berjalan-jalan.

Menyikapi itu, Kepala Dinas Pendidikan Banjar, Gusti Ruspan Noor berjanji menindaklanjuti temuan Komisi IV DPRD.

“Terkait adanya laki-laki guru yang memakai anting-anting dan rambut perempuan guru dicat warna-warni, akan kami cek. Kalau terbukti kami tidak segan-segan memberi teguran. Ini untuk meningkatkan profesi guru,” tegasnya.

Dikatakan Ruspan, program sertifikasi bertujuan meningkatkan kualitas guru. Dengan bantuan dana, diharapkan bisa untuk membeli perlengkapan dan peralatan mengajar sehingga hasil proses belajar mengajar menjadi lebih baik.

“Selain itu, guru bisa lebih fokus. Tidak lagi mencari objekan ke mana-mana. Kalau kami menghendaki agar dana tunjangan itu untuk membeli peralatan IT (informasi teknologi),” kata dia.

Ruspan mengatakan Dinas Pendidikan sebenarnya telah melakukan pemantauan terhadap perilaku para guru di Banjar, pascaprogram sertifikasi. Hasilnya, tidak jauh berbeda dengan temuan Komisi IV DPRD.

Ada seorang guru rela tidak mengambil beasiswa pendidikan S2 (strata dua) karena ingin tetap mendapat tunjangan sertifikasi.

Dia beralasan, jika mengikuti pendidikan itu, tunjangannya bisa dicabut karena tidak aktif mengajar.

Akan tetapi, usut punya usut, dia bersikap itu karena sudah telanjur membeli mobil menggunakan sistem kredit. Dan, uang yang digunakan untuk mengangsur berasal dari tunjangan sertifikasi. (asf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar