foto: Gubernur DKI Jakarta |
"Banyak dari gebrakan baru itu tanpa perhitungan matang seperti Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat yang tidak memperhitungkan beban pelayanan yang harus dihadapi oleh petugas," kata peneliti senior The Jakarta Institute, Ubaidillah saat dihubungi, Sabtu (30/3/2013) malam.
Bukan hanya KJS dan KJP, Ubaidillah menyebut konsep dari gagasan rumah susun dan kampung deret juga belum matang. "Sebaiknya untuk program-program tersebut, Jokowi bikin satu model dulu, kemudian dievaluasi daripada berwacana banyak dan memberi harapan, namun kemudian tidak dijalankan," sambungnya.
Menurutnya banyak wacana yang dilontarkan Jokowi maupun wakilnya Basuki Tjahaja Purnama yang belum ditindaklanjuti seperti MRT maupun peremajaan angkutan umum.
"Namun belum ada tindak lanjut yang signifikan dalam implementasinya dan banyak tarik ulur," sebutnya.
Semestinya, Jokowi juga fokus mengerjakan program yang memiliki beban anggaran tidak terlalu besar dan dapat dikerjakan dalam waktu singkat. "Segera dijalankan misalnnya dalam skala terbatas dulu, kemudian dilakukan evaluasi," kata Ubaidillah. "Yang penting harus berani mengakui kalau ternyata dari hasil evaluasi ada yang kurang," tambahnya.
Bagi Ubaidillah, ada tiga sebutan untuk menilai kinerja kepemimpinan Jokowi. "Panik, implementasi sesaat dan tarik ulur program," ujarnya. (ansu)